Ketika Kebebasan Pers Kebablasan Dalam Pemberitaan Tidak Berimbang

- 20 Agustus 2023, 23:56 WIB
Ilustrasi Pers
Ilustrasi Pers /iStock/

MARAWATALK - Kebebasan pers dalam bahasa Inggrisnya disebut freedom of opinion and expression dan freedom of the speech. John C. Merril merumuskan kebebasan pers sebagai suatu kondisi riil yang memungkinkan para pekerja pers bisa memilih, menentukan dan mengerjakan tugas sesuai keinginan mereka.

Bebas dari negatif dan bebas dari positif. Bebas artinya kondisi seseorang yang tidak di paksa melakukan sesuatu. Kebebasan pers mulai didapatkan setelah jatuhnya rezim Soeharto pada tahun 1998 di Indonesia.

Pada saat itu rakyat menginginkan adanya reformasi pada segala bidang baik ekonomi, sosial, budaya yang pada masa orde baru terbelenggu. Tumbuhnya pers pada masa reformasi merupakan hal yang menguntungkan bagi masyarakat.

Dalam kerangka ini, pers telah memainkan peran sentral dengan memasok dan menyebarluaskan informasi yang diperluaskan untuk penentuan sikap, dan memfasilitasi pembentukan opini publik dalam rangka mencapai konsensus bersama atau mengontrol kekuasaan penyelenggara negara.

Baca Juga: Indonesia Ajak Anggota G20 Kolaborasi Wujudkan Transformasi Digital Inklusif

Peran inilah yang selama ini telah dimainkan dengan baik oleh pers Indonesia. Setidaknya, antusias responden terhadap peran pers dalam mendorong pembentukan opini publik yang berkaitan dengan persoalan-persoalan bangsa selama ini mencerminkan keberhasilan tersebut.

Setelah reformasi bergulir tahun 1998, pers Indonesia mengalami perubahan yang luar biasa dalam mengekspresikan kebebasan.

Keseimbangan antara kebebasan pers dengan tanggung jawab sosial

Foto Ilustrasi Wartawan
Foto Ilustrasi Wartawan

Fenomena itu ditandai dengan munculnya media-media baru cetak dan elektronik dengan berbagai kemasan dan segmen. Keberanian pers dalam mengkritik penguasa juga menjadi ciri baru pers Indonesia.

Halaman:

Editor: Rully Firmansyah

Sumber: Academia.edu


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah