Ranah Padang - Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datarterbilang primadona bagi para pendaki di Sumatera Barat dan sekitarnya. Keindahan yang ditampilkan saat berada di Puncak Merpati (Puncak Gunung Marapi - red) tidak menyurutkan niat para penggiat alam untuk menyatu dengan gunung ini, walaupun berstatus waspada.
Status waspada ini sudah diberlakukan oleh PVMBG sejak 3 Agustus 2011 silam. Dengan aktivitas yang beberapa kali mengeluarkan letusan dan lahar dingin sejak 10 tahun terakhir, PVMBG menurunkan status gunung berapi ini.
Baca Juga: Korban Erupsi Gunung Semeru Kesal Lokasi Bencana Dijadikan Tempat Selfie
Namun, hampir setiap minggu gunung Marapi yang memiliki ketinggian 2.836 Mdpl tetap dijamahi oleh ribuan pendaki yang mayoritas berasal dari Sumatera Barat dan Riau.
Kekinian, dari data Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi periode pengamatan 4 Februari 2022, Gunung Marapi mengalami 1 kali gempa vulkanik dalam. Aktivitas gunung api ini masih bersifat fluktuatif atau tak menentu.
Dengan demikian, para pendaki, wisatawan atau masyarakat setempat, sebaiknya tidak berada di radius 3 kilometer dari kawah atau pusat erupsi.
Baca Juga: Miris, Ribuan Rumah Pengungsi Gunung Semeru Dijarah
Alasannya, karena sangat berbahaya bagi keselamatan, jika sewaktu-waktu Gunung Marapi meletus.
Tradisi para penggiat alam, di hari-hari tertentu seperti HUT Kemerdekaan RI dan Pergantian Tahun Baru, gunung ini biasanya dipadati oleh pendaki. Bahkan jumlah bisa mencapai 4 ribu atau lebih.
Ada tiga jalur pendakian yang lazim bagi pendaki Gunung Marapi, yakni jalur Koto Baru, Aia Angek dan Batu Palano.
Namun dari tiga itu, hanya jalur Koto Baru yang familiar dan paling banyak dipilih pendaki.