Network
Pada masa pemerintahan Bupati Sabar AS yang mulanya menjabat sebagai wakil bupati itu, melenggang naik pasca kursi bupati Pasaman ditinggal oleh Benny Utama demi mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI pada Pemilu Serentak 2024, karir Mara Ondak pun meredup pasca dinonaktifkan dari jabatan mentereng Sekda Pasaman.
Desas desusnya, pencopotannya sebagai sekdakab diyakini terpicu oleh keterlibatannya secara aktif dalam berpolitik praktis, yakni dengan terang-terangan mulai membangun dukungan bagi dirinya untuk maju mencalonkan diri sebagai pengganti Benny Utama menjadi bupati Pasaman selanjutnya, hingga memicu polemik terkait perang regulasi antara dirinya dengan sang petahana Sabar AS.
Namanya terpantau masuk dalam bursa politik calon kepala daerah usungan Partai Golkar yang digadang-gadang adalah andil dari sosok Benny Utama yang juga masuk bursa calon sebagai Gubernur atau Wakil Gubernur Sumatera Barat, meskipun sudah berhasil memenangkan kursi DPR RI dari Partai Golkar.
Baca Juga: DPR RI: Tidak Ada Wacana Tunda Pilkada Serentak 2024
2. Desrizal SKM, MKes
Sosok yang satu ini juga tidak asing di dunia politik Pasaman, karena keaktifannya di beberapa organisasi bidang sosial dan keolahrgaan yang dinilai mampu menunjang karirnya sebagai salah seorang pejabat esselon II di kabupaten itu.
Pasca memasuki masa pensiun dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Dinas Kesehatan, Desrizal SKM mendadak muncul sebagai figur yang juga memiliki minat untuk mencalonkan diri sebagai bupati.
Terpajangnya baliho dirinya di berbagai tempat dan masuknya nama Desrizal dalam bursa calon bupati yang akan diusung Partai Golkar, cukup memberi sinyal kuat tentang keinginannya untuk menjadi sosok nomor satu di Pasaman.
Konon, inisatifnya untuk maju mencalonkan diri juga tak lepas dari cawe cawenya mantan Bupati Pasaman H Benny Utama, yang menginginkan penerusnya masih berasal dari Lubuksikaping atau kawasan Selatan.
