Menurutnya, tidak jarang juga hewan liar itu menyerang balik, terutama jika sudah terpojok. Pertarungan itu biasanya baru berakhir jika babi hutan bisa melarikan diri atau dibantai dan dicabik-cabik oleh kawanan anjing yang mengepungnya.
Babi hutan terkadang berukuran lebih besar dan lincah ketimbang anjing-anjing yang mengejarnya. Dalam pertarungan, taring-taring babi bisa melukai atau bahkan membunuh anjing-anjing pengejarnya sebelum akhirnya mati atau meloloskan diri.
Ini persisnya yang menimpa salah satu anjing milik Muhammad Azrifa beberapa bulan lalu. Di tengah pengejaran, babi hutan melawan balik dan menancapkan taringnya ke perut anjing dan merobek organ-organ vitalnya.
"Babinya lolos dan abang saya membalut luka (anjing) dengan bajunya. Dibawanya ke dokter, tapi anjingnya mati sebelum sampai," kata petani berusia 17 tahun ini.
Diminati Meskipun Berisiko Ancam Keselamatan Manusia dan Spesies Harimau Sumatera
Para pemburu juga kerap terluka akibat serangan babi hutan, gigitan ular atau terjatuh ketika berjalan di lereng perbukitan yang licin. Bahkan Warga setempat juga bisa menjadi korban.
Pada suatu perburuan, para pemburu mengejar babi hutan sampai masuk ke dalam desa Sungai Limau, sekitar 72km dari Sikaladi. Serudukan babi itu lantas melukai dua warga: Bocah tujuh tahun dan neneknya yang berusia 64 tahun.
Insiden serupa terjadi di bulan yang sama, tepatnya di desa Aur Malintang, 22km jauhnya. Korban adalah gadis berusia 10 tahun yang mengalami luka di kaki dan tangannya akibat terjangan babi hutan.