Network
MARAWATALK-Pembangunan Rumah Tahan Gempa (RTG) untuk masyarakat yang terdampak bencana gempa bumi pada 25 Februari 2022 di Kecamatan Tigo Nagari kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, menuai berbagai polemik diantaranya pengerjaan yang tidak sesuai spesifikasi teknis hingga adanya dugaan praktik monopoli oleh salah satu aplikator.
Tak hanya itu, masyarakat penerima bantuan juga sering mengeluhkan kualitas dan fisik bangunan yang dirasa tidak lengkap dan tidak sesuai dengan nilai bantuan yang seharusnya mereka terima, yakni Rp 50 juta per unit.
Wali Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Asrinur, saat dikonfirmasi pada Kamis 16 November 2023, terkait kondisi tersebut tidak menampik adanya keluhan dan dugaan tersebut.
Kepada Marawatalk Asrinur mengatakan, kalau banyak keluhan dari masyarakatnya terkait bantuan rumah tahan gempa yang didanai oleh pemerintah pusat melalui Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasaman.
"Saya sering mendapatkan laporan hingga komplain dari warga terkait bantuan rumah tahan gempa tersebut. Ada beberapa masyarakat penerima yang mengeluhkan kalau bantuan rumah untuknya tidak dipasangi lampu, selain itu ada juga yang mengeluhkan terjadi keretakan pada bangunan rumah yang dia terima padahal masih sangat baru," ungkap Asrinur.
Asrinul juga mengakui kalau dirinya kerap didatangi wartawan dan LSM untuk mempertanyakan berbagai hal terkait proyek pembangunan RTG itu.
"Saya sering di kunjungi kawan kawan wartawan maupun LSM untuk mempertanyakan seputar polemik proyek RTG yang ada di Nagari Malampah. Saya jawab apa adanya, tidak ada yang saya tutupi," tuturnya.
