Pemerintah Revisi Aturan Perdagangan Sistem Elektronik, Zulhas: Medsos Untuk Promosi Tidak Boleh Transaksi

- 26 September 2023, 06:00 WIB
Mendag Zulkifli Hasan bersama Menkominfo Budi Arie Setiadi dan Menkop UKM Teten Masduki usai mengikuti Ratas dengan Presiden Jokowi mengenai perniagaan elektronik, Senin (25/09/2023), di Istana Merdeka, Jakarta
Mendag Zulkifli Hasan bersama Menkominfo Budi Arie Setiadi dan Menkop UKM Teten Masduki usai mengikuti Ratas dengan Presiden Jokowi mengenai perniagaan elektronik, Senin (25/09/2023), di Istana Merdeka, Jakarta /Marawatalk/BPMI Setpres/Kris

 

MARAWATALK-Pemerintah segera merevisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 50 Tahun 2020 tentang Ketentuan Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.

“Barusan rapat ini mengenai pengaturan perdagangan elektronik, khususnya tadi kita bahas mengenai social commerce. Sudah disepakati besok, pulang ini revisi Permendag Nomor 50 Tahun 2020 akan kita tanda tangani,” ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) dikutip dari laman infopublik.id, Selasa 26 September 2023.

Baca Juga: Pemerintah Atur Perdagangan di Social Commerce Lindungi Pelaku UMKM

Zulkifli menegaskan, dalam Permendag baru tersebut akan diatur sejumlah ketentuan terkait perniagaan elektronik. Salah satunya, pemerintah hanya memperbolehkan media sosial (medsos) digunakan untuk memfasilitasi promosi bukan untuk transaksi.

“Social Commerce itu hanya boleh memfasilitasi promosi barang atau jasa, tidak boleh transaksi langsung, bayar langsung, tidak boleh lagi. Dia hanya boleh untuk promosi seperti TV. Di TV kan iklan boleh, tapi TV kan tidak bisa terima uang kan. Jadi dia semacam platform digital, jadi tugasnya mempromosikan,” tegasnya.

Selain itu, lanjut Mendag, pemerintah juga akan melarang medsos merangkap sebagai e-commerce. Hal ini dilakukan pemerintah untuk mencegah penyalahgunaan data pribadi masyarakat.

“Social media dan ini (Social Commerce) tidak ada kaitannya. Jadi dia harus dipisah, sehingga algoritmanya tidak semua dikuasai, dan ini mencegah penggunaan data pribadi untuk kepentingan bisnis,” ujarnya.

Barang dari luar negeri harus masuk positive list Kemendag

Baca Juga: Tergerus Social Commerce, Kominfo Siapkan Program Pendampingan Dukung UMKM

Halaman:

Editor: Rully Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah