Data e-PPGBM: Ada 5.170 Balita Penderita Stunting di Pasbar

- 27 Juli 2023, 18:06 WIB
Wakil Bupati Pasaman Barat, H Risnawanto SE (tengah) saat memberikan bantuan kepada anak penderita stunting secara simbolis dalam kegiatan Audit Kasus Stunting di daerah itu, baru-baru ini
Wakil Bupati Pasaman Barat, H Risnawanto SE (tengah) saat memberikan bantuan kepada anak penderita stunting secara simbolis dalam kegiatan Audit Kasus Stunting di daerah itu, baru-baru ini /Marawatalk/Afrilla Inzaghi Alfit/

MARAWATALK-Berdasarkan data Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) menunjukkan bahwa 5.170 atau setara 15,35 persen bayi dan balita menderita stunting di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat.

Hal itu terungkap dalam kegiatan audit kasus Stunting yang dihadiri oleh tim dari BKKBN Provinsi Sumbar, kepala OPD, tim kesehatan, wali nagari dan stakeholder terkait lainnya di aula kantor bupati setempat, baru-baru ini.

"Menurut data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan bahwa 35,5 persen bayi dan balita stunting tahun 2022 di Kabupaten Pasaman Barat," kata Wakil Bupati H Risnawanto SE, selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Pasaman Barat.

Baca Juga: Oknum Satpol PP Dipecat Usai Diketahui Meyukai Sesama Jenis

Ia meminta agar tim bekerja maksimal, sehingga tidak kasus baru yang ditemukan lagi dan target penurunan angka stunting yang sudah ada saat ini tercapai.

Menurutnya, audit kasus stunting dilaksanakan bertujuan untuk menurunkan angka stunting di Pasbar dan pemerintah telah menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen untuk tahun 2024.

Dengan adanya target tersebut, lanjut Risnawanto semua tim yang terlibat harus semangat dan optimis bahwa target akan tercapai di tahun mendatang yakni angka stunting di 14 persen.

"Tentunya target ini jangan kita anggap tidak mungkin tercapai jika kita bisa bersama-bersama untuk mewujudkan dalam dua tahun ke depan,"kata Risnawanto.

Baca Juga: Pelaku UMKM Pangan Wajib Memahami CPPOB IRTP, Maksudnya?

Untuk itu, kepada semua tim yang terlibat dapat bekerja maksimal mulai dari pemantauan kepada ibu hamil sampai punya anak Baduta atau bayi dua tahun. Agar masa emas seribu hari pertama kehidupan berjalan optimal baik dari sisi kesehatan maupun pola asuh yang diterapkan.

"Keluarga yang memiliki pasangan usia subur pasca persalinan diharapkan mendapatkan pelayanan KB agar dapat mengatur jarak kehamilan dari sebelumnya. Sehingga optimalisasi pengasuhan dan pencurahan kasih sayang terpusat kepada anak yang dilahirkan,"katanya.

Halaman:

Editor: Rully Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x