Network
MARAWATALK--Hamparan pasir putih ombak yang tenang disertai hembusan angin sepoi-sepoi seakan menjadi tarian selamat datang bagi pengunjung Muaro Binguang yang berada di kawasan pesisir pedalaman Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat.
Menempuh perjalanan ditengah belantara perkebunan kelapa sawit milik salah satu group usaha cukup ternama, jalan yang jauh dari kata layak hingga membuat jarak tempuh terasa lama dari jalan lintas Simpang Empat-Padang seakan terobati ketika menyaksikan bentangan kawasan muara sungai berlatar Samudera Indonesia.
Sepintas tidak ada yang spesial hingga kita menemukan sejumlah tanda peringatan tentang keberadaan buaya muara yang memang menjadikan kawasan Muaro Binguang sebagai habitatnya sejak lama.
Hal itu dibuktikan dengan adanya panggilan khusus, Inyiak, yang menandakan penghormatan kepada hewan reptil yang dikenal ganas itu.
Dikatakan salah seorang pemancing, Rizky (30), yang mengaku sering menyaksikan buaya muara melintas di jalur lokasi spot memancing favoritnya.
"Namun sejauh ini sangat jarang terjadi adanya konflik antara manusia dengan buaya karena rata-rata para pemancing yang datang kesini sudah mewaspadai beberapa larangan, " ungkapnya.
Salah satunya, lanjut, Rizky, dengan tidak melakukan hal-hal yang dapat mengganggu atau diartikan sebagai ancaman oleh hewan buas tersebut.
Bahkan, sebagian besar masyarakat daerah itu meyakini bahwa dengan menjaga prilaku serta niat berkunjung tidak menyalahi norma sosial maka buaya-buaya itu tidak akan menggangu mereka.
