BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Desa Mandiri Peduli Gambut, Seperti Apa Sistem Kerjanya?

- 20 April 2024, 17:06 WIB
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan ada enam juta hektare lahan gambut yang berpotensi untuk direstorasi yang separuhnya berada di area konsesi perkebunan dan kehutanan.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan ada enam juta hektare lahan gambut yang berpotensi untuk direstorasi yang separuhnya berada di area konsesi perkebunan dan kehutanan. /Pixabay/


MARAWATALK - Badan Riset dan Inovasi Nasional melalui Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi (PREE) menawarkan model agrosilvofishery yaitu sinergitas dan kolaborasi pada sektor pertanian, kehutanan, serta perikanan, pada fungsi budi daya ekosistem gambut.

Seperti apa cara kerjanya? Mengingat lahan gambut cukup banyak tersebar di wilayah pulau-pulau nusantara, tentu sangat membutuhkan sebuah metoda yang dapat dipakai untuk memaksimalkan potensi ekonomi pada lahan gambut selain budi daya kelapa sawit yang dikenal selama ini.

Nah..seperti dikutip dari laman Info Publik, pada Sabtu 20 April 2024, Peneliti Ahli Madya PREE BRIN, Bastoni, pada acara Jamming Session seri ke-3 yang dilakukan secara daring pada Kamis 18 April 2024, memaparkan sebuah teori sistem pemanfaatan lahan gambut yang bisa diterapkan oleh masyarakat yang tergabung dalam Program Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG).

Ia menyampaikan, bahwa model agrosilvofishery dapat diimplementasikan untuk restorasi ekosistem gambut yang terintegrasi berbasis masyarakat. Hal tersebut juga sejalan dengan Program Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG).

“Implementasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif, yaitu pada fungsi budidaya ekosistem gambut. Dengan tipologi lahan rawa mineral, lahan rawa mineral bergambut, sampai lahan gambut sedang yaitu kedalaman ≤ 150 cm. Dengan kedalaman dan durasi genangan air ekstrim dalam dan lama, pada fungsi budi daya ekosistem gambut,” ulas Bastoni.

Berdasarkan hasil penelitiannya, Bastoni optimis bahwa implementasi model agrosilvofishery pada beberapa lokasi di Sumatera Selatan contohnya, dapat meningkatkan diversifikasi komoditas, meningkatkan pendapatan masyarakat setempat, serta mencegah kebakaran lahan gambut.

“Implementasi model agrosilvofishery terbukti membuka peluang untuk menumbuhkan dan membangun sinergi, kolaborasi multi sektor serta multi pihak. Dalam perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut di Indonesia,” sebutnya.

Baca Juga: IN FOKUS Satelit LAPAN-A2 BRIN Karya Anak Negeri Mampu Membantu Proses Komunikasi di Wilayah Bencana

BRIN: Indonesia Pemilik Hutan Gambut Terluas di Dunia

Pengelolaan yang tepat mengoptimalkan potensi lahan gambut
Pengelolaan yang tepat mengoptimalkan potensi lahan gambut dok KLHK

Halaman:

Editor: Rully Firmansyah

Sumber: Info Publik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x